1. Danau Diatas dan Danau Dibawah
Terletak di pinggir jalan raya Padang-Muaralabuh-Kerinci, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Di kawasan ini
terdapat dua danau yaitu danau yang bernama Danau di Atas dan danau yang
bernama Danau di Bawah.
Jika dari Pasar Simpang, di sini ada dua simpang, simpang di kanan dengan jalan menurun merupakan jalan ke Danau Diatas, dimana danaunya terlihat dengan jelas karena berada di bawah. Sedangkan simpang lainnya yang berada di kiri merupakan jalan mendaki. Jalan ini menuju Danau Dibawah. Nama kedua danau yang kontradiktif dengan lokasinya ini, sering membuat pengunjung bertanya, kenapa danau yang terletak di atas bukit dinamakan Danau Dibawah, sedangkan yang berada di bawah bukit atau di bawah jalan dinamakan Danau Diatas. Itu karena meski terletak di atas bukit, ketinggian permukaan air Danau Dibawah sama tingginya dengan dasar danau Danau Diatas.
Danau Diatas dengan luas 17,20 meter persegi, panjang 6,25 km dan lebar
2,75 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1.600 meter di atas
permukaan laut (m dpl). Danau ini cukup dangkal, dengan bagian terdalam
hanya 44 meter. Sedangkan permukaan air Danau Dibawah berada pada
ketinggian 1.566 mdpl. Artinya, permukaan airnya sama tinggi dengan
dasar air Danau Diatas. Namun, danau yang memiliki luas 16.90 meter
persegi, panjang 5,62 km dan lebar 3,00 km ini sangat dalam, yaitu 886
meter.
Danau ini juga disebut sebagai kawasan Danau Kembar karena kedua danau terletak berdampingan yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kita bisa membuktikan kemiripan kedua danau dengan menaiki puncak bukit di antara Danau di Atas dan Danau di Bawah. Bukit tersebut masih bagian dari Bukit Barisan. Untuk berkeliling Danau di Atas, wisatawan bisa ikut kapal motor antar nagari yang biasa digunakan petani setempat. Tapi untuk Danau di Bawah, wisatawan tidak bisa berkeliling naik kapal.
Danau ini juga disebut sebagai kawasan Danau Kembar karena kedua danau terletak berdampingan yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kita bisa membuktikan kemiripan kedua danau dengan menaiki puncak bukit di antara Danau di Atas dan Danau di Bawah. Bukit tersebut masih bagian dari Bukit Barisan. Untuk berkeliling Danau di Atas, wisatawan bisa ikut kapal motor antar nagari yang biasa digunakan petani setempat. Tapi untuk Danau di Bawah, wisatawan tidak bisa berkeliling naik kapal.
2. Danau Pagaralam
Danau yang satu ini lain daripada yang lain. Bila biasanya air danau
berwarna jernih, hijau atau biru maka di Danau Pagaralam ini airnya
berwarna merah darah. Danau Pagaralam berlokasi di perbukitan Raje
Mandare, di perbatasan antara Kota Pagaralam dan Kaur, Propinsi
Bengkulu. Danau seluas 6 hektar ini ditemukan pada tahun 2010 oleh
masyarakat sekitar dan sempat membuat heboh karena warna airnya yang tak
biasa itu. Ada hal unik mengenai air danau ini. Walau berwarna merah
darah, namun saat kita mengambil airnya dengan tangan atau wadah maka
airnya berwarna seperti air pada umumnya. Menurut warga sekitar, pada
malam hari di lokasi sekitar danau ini akan tercium aroma pandan.
Keunikan lain yang ditawarkan Danau Pagaralam tidak hanya sebatas itu.
Satwa yang ada di sekitar Danau Pagaralam pun juga mempunyai keunikan
tersendiri, seperti ditemukannya kelabang raksasa dengan lebar 30 cm dan
panjang 50 cm, kerbau memiliki sarang lebah di telinganya, beberapa
burung terlihat memiliki ukuran yang cukup besar. Walaupun mempunyai
penampakan yang tidak lazim, namun hewan-hewan tersebut tampak jinak.
Di sekitar danau terdapat banyak sisa-sisa bangunan yang diyakini sebagai sisa candi dari sebuah kerajaan di masa lampau. Hingga saat ini masih berlanjut penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog mengenai hal tersebut. Keberadaan obyek wisata yang menawarkan keunikan dan kemistisan ini patut anda kunjungi bagi anda yang menyukai tantangan. Kenapa? Karena lokasi Danau Pagaralam tergolong sangat sulit ditempuh. Persiapkan fisik dan perlengkapan sebelum menuju Danau Pagaralam.
Sebaiknya membawa rekan yang berpengalaman dalam menjelajah hutan jika anda sama sekali belum berpengalaman dalam menjelajah hutan karena untuk mencapai Danau Pagaralam anda harus menyusuri hutan yang panjang.
Di sekitar danau terdapat banyak sisa-sisa bangunan yang diyakini sebagai sisa candi dari sebuah kerajaan di masa lampau. Hingga saat ini masih berlanjut penelitian yang dilakukan oleh para arkeolog mengenai hal tersebut. Keberadaan obyek wisata yang menawarkan keunikan dan kemistisan ini patut anda kunjungi bagi anda yang menyukai tantangan. Kenapa? Karena lokasi Danau Pagaralam tergolong sangat sulit ditempuh. Persiapkan fisik dan perlengkapan sebelum menuju Danau Pagaralam.
Sebaiknya membawa rekan yang berpengalaman dalam menjelajah hutan jika anda sama sekali belum berpengalaman dalam menjelajah hutan karena untuk mencapai Danau Pagaralam anda harus menyusuri hutan yang panjang.
3. Danau Kakaban
Danau Kakaban, adalah air laut yang terperangkap di Pulau Kakaban,
Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, ditambah dengan air dari
dalam tanah dan air hujan sejak 2 juta tahun lalu. Danau Kakaban
merupakan danau prasejarah yaitu zaman peralihan Holosin. Luasnya
sekitar 5 km², berdinding karang terjal setinggi 50 meter, yang
mengakibatkan air laut yang terperangkap tidak lagi bisa keluar, menjadi
danau.
Karena perubahan dan evolusi yang cukup lama oleh air hujan dan air
tanah, air danau ini kemudian menjadi lebih tawar dibandingkan laut yang
ada di sekitarnya. Perubahan ini berdampak juga pada adaptasi fauna
laut yang ada di dalam danau itu. Ubur-ubur misalnya, karena terbatasnya
makanan, akhirnya beradaptasi dengan melakukan simbiose mutualistis
dengan algae. Algae adalah penghasil makanan dan harus memasak makanan
dengan bantuan sinar matahari. Selama ribuan tahun danau di tengah laut
ini tentu saja menciptakan suatu ekosistem tersendiri yang sangat unik.
Danau kakaban saat ini merupakan habitat dari empat spesies ubur-ubur
yang tidak menyengat. Nah, satu-satunya tempat dengan spesies ubur-ubur
serupa di bumi adalah di Palau, Kepulauan Micronesia.
4. Danau Labuan Cermin
Danau Labuan Cermin terletak dekat dengan desa Batu Putih, kecamatan
Biduk-biduk, Berau Kalimantan Timur. Danau ini memiliki pemandangan alam
yang indah dan suasana yang masih alami, dengan airnya yang begitu
biru, mengkilap seperti cermin, tak heran danau ini juga disebut Mirror
Lake karena orang dapat melihat refleksi di atasnya.
Hal yang membuat danau Labuan Cermin berbeda dari danau kebanyakan adalah bahwa danau ini memiliki dua jenis air, yaitu air tawar dan air asin, dan kedua jenis air ini tidak bercampur. Inilah yang dikenal dengan fenomena Haloklin. Tidak hanya itu, dua jenis organisme air juga hidup di Danau ini.
Ikan air tawar hidup di permukaan Danau sedangkan ikan air asin hidup di
dasar danau, karena kedua jenis air tidak bercampur. Batas air laut dan
air tawar ini terlihat seperti awan lapisan di dalam danau. Lapisan
yang seperti lumpur putih di danau diduga hasil dari dekomposisi
organisme yang terjebak. Ketebalan lapisan air tawar dan air asin dapat
berubah sesuai dengan pasang surut air laut. Tapi pesona dan keindahan yang terletak di Labuan Cermin, kini mulai
terganggu dengan kegiatan logging di sekitar danau yang mulai mengganggu
kehidupan ekosistem dan kualitas air di lokasi.
5. Danau Satonda
Danau Satonda terletak di tengah pulau Satonda dan termasuk wilayah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Dua ilmuwan Eropa bernama Stephan Kempe dan Josef Kazmierczak meneliti
Danau Satonda pada tahun 1984, 1989 dan 1996. Hasil penelitian mereka
menyebutkan bahwa Satonda adalah fenomena langka karena airnya yang asin
dengan tingkat kebasaan (alkalinitas) sangat tinggi dibandingkan air
laut umumnya. Keduanya berpendapat, basin Satonda muncul bersamaan
dengan terbentuknya kawah tua yang berumur lebih dari 10.000 tahun lalu.
Berkaitan efek letusan Gunung Tambora, keberadaan danau air asin di
kawah Satonda adalah salah satu dampak yang unik dan menarik untuk
dikaji.
Kawah Satonda menyerupai angka delapan dengan diameter masing-masing 950
meter (sebelah Selatan) dan 400 meter (sebelah Timur). Danau purba ini
terbentuk dari letusan Gunung Satonda beribu-ribu tahun lalu. Gunung api
Satonda konon berumur lebih tua dari Gunung Tambora, atau tumbuh
bersamaan dengan beberapa gunung api parasit yang tersebar di sekeliling
Tambora. Danau yang terbentuk di kawah Satonda dulunya terisi air
tawar; letusan Gunung Tambora yang mengakibatkan tsunami mengantar air
laut mengisi kawah tersebut dan mengubahnya menjadi danau air asin
hingga hari ini.
6. Danau Sentarum
Danau unik atau aneh lainnya adalah Danau Sentarum. Danau ini terletak
di sebelah cekungan sungai Kapuas, yaitu sekitar 700 km dari muara yang
menuju Laut China Selatan. Sebenarnya danau ini adalah daerah hamparan
banjir (lebak lebung /floodplain). Karena letaknya berada di
tengah-tengah jajaran pegunungan, kawasan ini menjadi daerah tangkapan
hujan. Danau Sentarum merupakan danau musiman.
Saat musim penghujan Komplek Danau Sentarum akan terendam air akibat
aliran air dari pegunungan di sekelilingnya dan dari luapan Sungai
Kapuas. Tapi saat musim kemarau, Danau Sentarum menjadi hamparan kering
dan terkadang ditumbuhi rumput seperti padang golf. Danau atau padang